KBRN, Surabaya : Penting nya penerapan sekolah berbasis asrama dengan mengedepankan aqidah agama mutlak di butuhkan, untuk membendung degredasi moral yang berimbas pada pergaulan bebas.
Nur Syam, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag mengungkapkan sekolah berbasis pesantren bisa saja di terapkan pada sekolah reguler, dengan tidak meninggalkan mata pelajaran yang sudah diajarkan.
Konsep pesantren, dijelaskannya merupakan cara yang paling jitu dalam menjaga moral bangsa, terlebih di tengah teknologi informasi dan perkembangan media yang berkembang pesat.
"Salah satu kelebihan lembaga Pendidikan berboarding school semacam pesantren dengan mengedepankan asrama itu menjadi sangat penting di tengah perubahan-perubahan Sosial yang ada," ungkap Nursyam, kepada RRI. Senin (17/6/2013).
Apa yang terjadi sekarang, pada palajar kota-kota besar seperti hal nya di Surabaya, kata Rektor IAIN Sunan Ampel ini di sebabkan oleh berbagai hal, namun yang utama dalam hal ini, belum penerapan, pendidikan, dan karakter agama mutlak ditumbuhkan, agar generasi muda tidak salah arah.
Sementara itu, Fenomena prostitusi di kalangan pelajar di nilai hotline Pendidikan Surabaya merupakan hal yang biasa di kota-kota besar seperti halnya di Surabaya.
Ironisnya, semua itu tidak lagi di dominasi keluarga miskin karena himpitan ekonomi, namun juga disebabkan gaya hidup yang merambah semua kalangan baik itu dari masyarakat berada,maupun menengan kebawah.
"Apa yang terjadi di Surabaya ini kan sesuatu fenomena yang pernah dilansir Hotline Pendidikan diakhir tahun,bahwa pelaku seksual pelajar kita baik SMP maupun SMA,berdasarkan risert yang ada 16 persen diantaranya pelajar SMA pernah melakukan seks bebas, kemudian pelajar SMP 15 persen," terang Isa Anshori.
Menurut Ketua Hotline Pendidikan Surabaya ini, dibutuhkan kerja keras agar praktek prostitusi di kalangan pelajar dapat di carikan jalan keluar.Salah satu diantara nya diperlukan pengawasan dan tidak melakukan pembiyaran.
"Contah saja pengawasan di mall saja kurang, masih ada siswi berseragam yang dengan leluasa mengunjungi pusat perbelanjaan, padahal tersebut sangat rentan terjadi nya praktek transaksi prostitusi," pungkasnya. (Benny/WDA).
Sumber :